Minggu, 05 April 2015

Gandeng Organisasi Kemahasiswaan, Perhumas Muda Yogyakarta Kembali Gelar Pelatihan Kehumasan



Yogyakarta –Sabtu (14/3),Perhumas Muda Yogyakarta (PMY) kembali mengadakan pelatihan internal bagi seluruh anggotanya,di Ruang Ki Hajar Dewantara, Gedung Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Negeri Yogyakarta ini, diisi oleh dua pembicara yang merupakan praktisi public relations (PR) industri hospitality di Yogyakarta, yaitu Ibu Ayu Cornellia selakuPR Consultant Hyatt Regency Yogyakarta dan Bapak Khairul Anwar selaku Former Executive PR Sheraton Mustika Resort & Spa Yogyakarta.
Pelatihan yang bertemakan “How To Make A PR Plan” ini berbeda dengan pelatihan yang sebelumnya pernah diselenggarakan oleh organisasi yang mewadahi mahasiswa – mahasiswa yang tertarik dengan bidang kehumasan ini, karena dalam pelaksanaannya, kali ini PMY merangkul organisasi internal kampus, yaitu HIMAKOM UNY sebagai peserta dalam pelatihan ini. Hal ini merupakan bentuk implementasi dari salah satu program kerja divisi community engagementpada organisasi PMY. Karena menjalin relasi dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang komunikasi atau public relations, merupakan salah satu target utama PMY pada periode ini.
Pelatihan dibuka dengan pemberian kata sambutan oleh Azela M. Yunarko, selaku ketua umum PMY, dan Adam Surya Dewangga selaku ketua umum HIMAKOM UNY. Mereka menuturkan bahwa kegiatan ini adalah permulaan yang bagus bagi hubungan kedua organisasi ini. Harapan dari para pemimpin kedua organisasi ini pun serupa, yakni menciptakan hubungan yang tidak transaksional, melainkan relasional di waktu mendatang.Sedangkan dalam sambutan ketua panitia acara, Ayu Seger Miranda, ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para pembicara dan HIMAKOM UNY yang telah bersedia melengkapi jalannya kegiatan ini.
Tepat pada pukul 08.30 WIB, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai penjelasan tentang PR plan, oleh Ibu Ayu Cornellia. Sedangkan sesi kedua, yakni penjelasan mengenai tahap – tahap pembuatan PR Plandilanjutkan oleh Bapak Khairul Anwar.Acara kemudian dilanjutkan dengan group discussion antar peserta yang telah dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pada sesi ini, setiap kelompok diwajibkan untuk merancang sebuah program PR, dan dipresentasikansebagai ilustrasi dari sebuah mini campaign. Sesi pelatihan kemudian ditutup setelah pembicara selesai menilai hasil pekerjaan seluruh kelompok, dan mengumumkan satu kelompok yang berhasil merumuskan PR Plan terbaik.

Jalannya kegiatan semakin menarik saat memasuki sesi pengenalan kedua organisasi. Para ketua kedua organisasi ini, yakni Azela dan Adam, berhasil meningkatkan antusiasme seluruh peserta pelatihan, ketika mereka mempresentasikan seluk beluk organisasinya kepada seluruh peserta. Mulai dari pengenalan anggota, hingga pemaparan program kerja masing – masing organisasi pada periode ini, melengkapi sesi terakhir dalam kegiatan pelatihan ini. “Kegiatan pelatihan gabungan antara PMY dengan HIMAKOM UNY ini saya rasa sangat mendukung visi kami, yakni meningkatkan kompetensi mahasiswa – mahasiswa yang tertarik dengan bidang PR,dan ini sejalan dengan visi induk organisasi kami, yaitu Perhumas.” Tutur Azela M. Yunarko, di sela – sela presentasinya.

Selasa, 13 Januari 2015

Sekolah Tinggi Multi Media, Sekolah Tinggi Multi Media Paling Bergengsi

Advertorial

            Begitu mencari kata – kata “Sekolah Tinggi Multi Media” di search engine terkemuka, Google. Berbagai macam web muncul yang merujuk pada satu sekolah tinggi yang berlokasi di Jalan Magelang km 6, Yogyakarta. STMM atau yang sebelumnya akrab dengan nama MMTC, merupakan Sekolah Tinggi Negeri dibidang Multi Media dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan MENKOMINFO.
            Awalnya, STMM merupakan tempat pelatihan yang diperuntukkan untuk pegawai yang bekerja di industri pertelevisian seperti TVRI, atau RRI dan pegawai – pegawai pemerintah. Karena STMM memiliki Studio Tv yang didukung dengan peralatan yang sangat lengkap. Sama seperti di studio pertelevisian komersiil. Namun sejak tahun 2002, STMM membuka diri untu menampung murid lulusan SMA yang tertarik pada dunia broadcast. Dibuka dengan 3 Prodi saja yang semuanya D4, yaitu Manajemen Produksi Siaran (Manaprodsi), Manajemen Teknik Produksi Siaran (Matekstosi), Manajemen Peemberitaan (Manarita) kini STMM sudah memiliki prodi tambahan dengan slah satu prodinya bertitelkan sarjana (S1), ialah Manajemen Informasi & Komunikasi (MIK/PR), Game Design & Animasi (D4).
            Dengan peralatan yang sangat menunjang untuk pengetahuan dibidang multi media, sudah tidak heran jika mahasiswa lulusan STMM memiliki kepiawaian dalam menggunakan alat – alat media. Bahkan, banyak mahasiswa STMM yang sudah ditarik unuk bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan multi media skala nasional, seperti Metro Tv, RCTI, SCTV, dan lain sebagainya. Sekolah tinggi ini, juga sering mendapat kepercayaan oleh pihak Kementerian, lembaga asosiasi Jepang, maupun perusahaan Tv untuk menyelenggarakan pelatihan baik untuk insan pertelevisian nasional maupun internasional.  Dalam ajang penganugerahan dokumenter film, dua mahasiswa semester 7 STMM juga berhasil menunjukkan eksistensinya dengan menyabet penghargaan sebagai film dokumenter terbaik dan terfavorit, dengan judul “Dolanan Kehidupan”.
                Ingin menjadikan putra / putri anda menjadi insan handal dibidang multi media? Sudah tentu STMM jawabannya. Sekolah Tinggi Multi Media, sekolah tinggi  negeri yang paling bergengsi Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi website kami di mmtc.ac.id, atau line telfon dengan nomer Telp. (+62274) 623537, 7474201, 562513, 561531, Email : info@mmtc.ac.id, atau segera kunjungi ke kampus kami STMM "MMTC" Yogyakarta, Jl. Magelang Km. 6 Sleman, Yogyakarta. STMM "MMTC" The Real Broadcasting and Multimedia Campus.


Tony Fernandez, Reachable & Responsible CEO

Opini

Menutup tahun 2014 dengan duka dan pilu atas berita menghilangnya Pesawat Air Asia QZ 8501 dengan rute penerbangan Surabaya – Singapore, menyisakan luka mendalam bagi banyak pihak. Terutama keluarga korban dan pihak maskapai penerbangan yang dipimpin oleh Tony Fernandez.
Tepat hari ini (13/1), ketika membuka email, saya cukup dibuat kaget dengan surat elektronik yang dikirimkan Tony melalui Email resmi Air Asia. Ternyata, ia mengirimkan Surat Elektronik kepada seluruh pelanggan setia maskapai miliknya itu. Surat yang berisikan bahasa Indonesia itu, adalah bentuk usaha yang selalu dilakukan Tony saat krisis perushaannya berlangsung. Menurut saya, usaha Tony untuk selalu membuat informasi secara transparan namun tidak keluar dari konteks yang sudah selalu ditegaskan oleh pihak Air Asia adalah bentuk usaha yang patut mendapat acungan jempol. Tony dinilai sangat mengerti peran yang sedang ia lakoni. Pendekatan dan keterbukaan, menjadi taktik yang ia lakukan dalam mengirimkan surat elektoniknya tersebut. Sebagai contoh, melakoni peran sebagai Chief Executive Officer perusahaan, ia mampu membuat tenang hati para keluarga korban dengan langsung terbang menuju Surabaya untuk muncul sebagai wakil dari perusahaan dan segera melaksanakan press conference.
Ketika perusahaan menghadapi krisis, sudah saatnya peran CEO atau Chief Executive Officer tidak semata mengurusi bisnis. Namun, perannya kini telah berkembang menjadi Chief Reputation Officer (CRO). Jelas Troy Pantouw, wakil ketua umum Perhumas 2011 – 2014 dalam penjelasan yang dimuat di artikel mix.co.id. Dari beberapa hal yang telah dilakukan Tony semenjak awal pemberitaan hilangnya Air Asia ramai dibicarakan,  seperti langsung mengungkapkan pemikiran dan janjinya melalui akun twitter pribadi miliknya. Dalam perspektif PR, seperti inilah hal yang seharusnya dilakukan oleh seluruh pemimpin perusahaan saat krisis datang. Mengambil kepuusan dan bertindak sesuai dengan apa yang dibutuhkan pelanggan untuk semata – mata menjaga reputasi perusahaan.  
Air Asia pandai menempatkan diri dalam berhubungan dengan berbagai pihak, melalui koordinasi yang baik dibawah koordinasi BASARNAS. Terbukti saat TV One menayangkan salah satu korban yang mengapung dengan kondisi tidak mengenakan pakaian atau telanjang, pihak Air Asia melakukan protes dengan mengatas namakan keluarga korban. Serta sikap tanggap Tony Fernandez yang langsung mengajak dialog dengan keluarga korban setibanya di Surabaya. Air Asia mampu menjadi penyedia informasi secara rutin, baik menyediakan hotline layanan telfon atau streaming di Crisis Centre yang disediakan oleh Angkasa Pura Bandara Internasional Juanda.
Keseriusan sikap Tony Fernandez, menjadikan pembelajaran baru bagi saya apalagi dengan kaitan ilmu PR yang saya pelajari. Tony yang selama 19 tahun sukses membangun perusahaan nya dengan segala lika – liku yang sempat ia rasakan sebelumnya, merupakan cerminan yang bisa mejadi panutan bagi mahasiswa dalam proses meniti karir hingga mengepakkan sayap perusahaan.  

Senin, 12 Januari 2015

Clean Up The World, campaign gerakan kebersihan dunia datang mengunjungi Kota Lumpia

Feature

Clean Up The World (CUTW) adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh orang berkewarga negaraan Australia. Komunitas yang telah diakui keberadaannya dan diadopsi oleh 129 negara termasuk Indonesia ini,  merupakan komunitas yang concern utuk melakukan kegiatan kebersihan dunia. Kegiatannya tak jauh – jauh seputar gerakan untuk menjaga kebersihan daerah. Mengumpulkan sampah yang berserakan, contohnya. Di Indonesia,   CUTW pertama kali diadopsi oleh Unversitas Trisakti pada tahun
Tahun 2014 lalu, CUTW berkeliling di tiga kota besar di Indonesia. Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Di Semarang, perjalanan dimulai pada tanggal 20 Desember 2014. Dengan menggunakan bus sebagai sarana trasportasi darat, saya sebagai salah satu relawan dalam kegiatan ini beserta 7 orang lainnya. Yang mana didalamnya ada ibu Ega sebagai koordinator kegiatan ini menempuh 4 jam perjalanan menuju Semarang sebagai pemberhentian terakhir dari Yogyakarta. Kegiatan akan dilakukan di alun – alun kota Semarang pada hari Minggu. Bertepatan dengan “car free day”. Sebelum tiba di Kota Semarang, kami singgah ke Universitas Diponegoro. Kebetulan saat itu, Bu Ega diundang sebagai pembicara dalam kuliah umum yang diadakan oleh Jurusan Illmu Komunikasi UNDIP. Setelah seminar tersebut berakhir, kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Semarang yang memakan waktu kira – kira 30 menit. Saya benar – benar menikmati perjalanan bersama relawan lainnya. Sesekali kami bertukar pikiran mengenai suatu hal. Memanfaatkan pertemuan langka bersama dengan Presiden IPRA kala tahun 2010 itu, saya pun menanyakan banyak hal sekitar ilmu PR. Suatu ilmu yang saat ini sedang saya tekuni untuk menjadikan saya seorang sarjana.    
Hari Minggu pun tiba, tepat pukul tujuh pagi, kami lekas meninggalkan hotel untuk berjalan menuju Alun – alun kota Semaang yang memakan waktu 10 menit dari hotel. Dengan memakai outfit khas CUTW berupa kaos, dan celana olah raga. Serta membawa atribut CUTW untuk digunakan selama kegiatan berlangsung. Seperti, kantong sampah, sticker, pin, x banner, tote bag yang semuanya ber atributkan lambang CUTW. Saat tiba dilokasi, banyak sampah berserakan dari warga yang melakukan aktifitas nya di lingkungan simpang lima alun – alun. Tim CUTW segera melakukan aksinya dengan membuka beberapa kantong sampah dan seger menaruh nya di beberapa titik. Sampah – sampah yang berserakan pun kami kumpulkan untuk segera dimasukkan ke kantong sampah. Rupanya kehadiran kantong sampah yang tersebar di beberapa titik ini disambut baik oleh warga. Banyak dari mereka lalu lalang untuk membuang sampahnya. Kebanyakan dari mereka membuang sampah sisa minuman yang mereka konsumsi selama mereka berolah raga. Senang rasanya. Melihat kesadaran warga Semarang akan kebersihan kotanya. Berniat ingin memberikan kejutan bagi mereka yang telah tertib membuang sampahnya, relawan memberikan kenang  - kenangan berupa sticker atau kaos. Raut wajah kaget tampak dari wajah mereka. Semoga saja kegiatan ini dapat menjadi inspirasi banyak orang untuk terus menjaga kebersihan disekelilingnya. 

Butuh yang pasti, jangan labil !

Opini mahasiswa
Pasca berubahnya jadwal ujian akhir semester yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta, banyak menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa. Bagi kebanyakan mahasiswa, mundurnya jadwal ujian yang seharusnya diadakan pada tanggal 29 Desember 2014 menjadi 5 Januari 2015, tentunya membuat mahasiswa merasa kesal dan terombag – ambing. Pasalnya, perubahan jadwal yang dilakukan oleh pihak kampus, sebelumnya telah mendapat revisi sebanyak dua kali. Banyak mahasiswa telah mempersiapkan mental dan semangat untuk melaksanakan ujian sesuai dengan tanggal awal yang telah ditentukan dikalender akademik. Sehingga ketika diumumkan kemunduran jadwal ujian, lantas membuat mengendurna semangat mahasiswa. Selang dua hari pasca diumumkan kemunduran jadwal ujian, mahasiswa dihebohkan dengan pemberitaan dari pusat informasi kampus bahwa UAS diadakan tetap pada tanggal 29 Desember 2014 atau sesuai dengan kalender akademik. Hal ini, sempat menimbukan opini di mahasiswa bahwa rumor pergantian jadwal uas adalah rumor belaka. Sehingga memang pihak kampus lah yang dapat kami percaya sebagai pusat informasi yang akurat kebenarannya. Namun setelah pihak kampus mengadaan rapat, ternyata hasil rapat itu memutuskan bahwa jadwal UAS diundur menjadi taggal 5 Januari 2015. Pengumuman ini, disebar luaskan oleh pihak kampus  tepat 3 hari setelah pengumuman sebelumnya.
Ketidak pastian jadwal yang diinformasikan oleh pihak kampus kepada mahasiswa, jelas membuat geram dan menimbulkan banyak pertanyaan dari mahasiswa. Labilnya jadwal UAS yang diputuskan, menimbulkan kebingungan. Hal ini pun menyebabkan banyak kerugian, diantaranya banyak mahasiswa yang sudah kembali ke daerah perantauan leih awal untuk mengikuti jadwal ujian pada tanggal 29 Desember 2014. Padahal mahasiswa masih memiliki kesempatan urang lebih 1 minggu lagi untuk melewatkan libur akhir tahun berama keluarga. Karena ketidakpastian pihak kampus dalam menentukan jadwal ujian, sebenarnya pihak yang mendapat kerugian paling besar menurut saya adalah pihak kampus itu sendiri. Banyak mahasiwa yang mulai berkurang kepercayaannya terhadap pihak pelayanan informasi kampus serta turunnya antusiasme mahasiswa terhadap birokrasi kampus. 

Elizabeth Goenawan Ananto, Tokoh PR Dunia Asal Indonesia

Biografi
(Elizabeth Goenawan Ananto, dua dari kiri. bersama tokoh PR dunia lainnya saat menghadiri acara yag diselenggarakan IPRA di US) 
Elizabeth Goenwan Ananto, atau akrab disapa EGA. Adalah perempuan kelahiran Bandung yang telah berhasil mengharumkan nama Indonesia ke dunia PR internasional. Kiprahnya didunia PR tidak diragukan lagi, terbukti dengan terpiihnya beliau sebagai presiden organisasi PR internasional yang bermarkas di London, United Kingdom, IPRA (Internasional PR Association) pada tahun 2010.

Sosoknya, telah diakui oleh banyak tokoh PR di Indonesia. Beliau pun pantas dinobatkan sebagai komunikator asli Indonesia yang telah sukses mengepakkan sayapnya di dunia Internasional. Tentunya, keberhasilan itu tidak diraih dengan cara yang instan. Berbekal dengan sikap konsisten terhadap apa yang ia tekuni, membuat beliau menduduki posisi sebagai ketua IPRA setelah 17 tahun memberikan kontribusinya secara aktif.

Menurutnya, PR adalah satu strategi komunikasi yang diberikan secara berstrategi. Artinya, harus ada strategi tak hanya sekadar komunikasi. “Jadi, tak bicara blak-blakan, ‘telanjang’, tapi menjelaskan yang tak diketahui publik,” urai ibu yang memiliki dua anak ini. Dunia PR telah melekat dalam diri beliau, walaupun beliau adalah lulusan sarjana sastra Inggris dari Universitas Padjajaran, Bandung
Memiliki jam terbang tinggi di bidang PR kemudian mendapat kepercayaan hingga tingkat dunia diakui tak lepas dari campur tangan Tuhan bagi keluarganya. Sosoknya menjadi sosok yang dikagumi banyak pihak, termasuk mahasiswa. Dengan banyakya ilmu PR yang dimiliki, berpengalaman dalam lingkup nasional maupun internasional, dan sikap rendah hati yang ditunjukkan.

Dibalik latar belakang terkait dunia PR yang begitu membuat namanya melambung tinggi, Ega layaknya seorang ibu kebanyakan. Beliau masih menyempatkan untuk asik didapur untuk menyiapkan makanan bagi keluarganya. Tak heran, beliau juga seorang pecinta kuliner. Beliau selalu meluangkan waktu untuk memburu kuliner khas ketika sedang mengujungi daerah – daerah tertentu. Karier dan keluarga, adalah dua komponen yang sangat beliau atur dengan rapih sehingga beliau tidak memiliki kendala secara berarti. Menghabiskan waktu dari senin hingga kamis untuk bekerja, dan jumat sampai minggu adalah family time. Dalam berbagai kesempatan baik dalam maupun luar negeri, ia menyertakan suami dan kedua anaknya. Dengan demikian, mereka tahu bahwa apa yang ia kerjakan. Dalam bekerja, ia punya filosofi. Pekerjaan haruslah sesuatu yang dapat dinikmati, bukan dilakukan karena tugas atau mengejar uang. Setelah bekerja selama 30 tahun, ia semakin yakin bahwa dalam menjalani hidup harus bertindak sebagaimana apa adanya dan dengan semangat berbagi dan memberi apapun bentuknya. ”Apa yang kita tanam, itu yang akan kita petik,” katanya.
(Kebersamaan kami dalam rangkaian campaign kebersihan dunia "Clean Up The World di Semarang", Bu Ega,tiga dari kiri. megenakan baju CUTW warna hitam. )

Hubungan Media dengan Public Relations

Artikel
Memahami lebih jauh dunia Public Relations, dengan berbagai macam kegiatannya. Akan membuat kita menyadari satu hal yang paling signifikan. Ialah kedekatan hubungan antara praktisi PR dengan suatu media massa atau awak media (wartawan). Dilihat dari sudut pandang media. Dalam harfiah tata bahasa, media berasal dari kata medium yang berarti alat. Media ialah alat atau sarana yang dapat dimanfaatkan oleh pihak – pihak yang memiliki kepentingan dalam proses penyampaian pesan. Pihak tersebut terbagi lagi kedalam beberapa klasifikasi. Ada masyarakat umum, yang ingin menyampaikan aspirasi / pendapat pribadi. Jajaran pemerintahan, yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh setiap warga negara. Juga dari kalangan perusahaan / organisasi. Biasanya, dalam sebuah perusahaan / organisasi, terdapat spoke person. Spoke person / PR lah yang bertindak sebagai penjembatan informasi antara stake holder atau masyarakat secara keseluruhan dan internal perusahaan yang dalam hal ini bisa disebut share holder.
Tentunya dalam proses penyampaian pesan, seorang praktisi humas atau PR membutuhkan media yang tepat dan akurat. Dengan tujuan, pesan yang ingin disampaikan organisasi, perusahaan atau instansi dapat diterima dengan jelas kepada pihak yang dituju. Setiap jenis-jenis dari media massa memiliki sifat-sifat khasnya oleh sebab itu penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai kemampuan dan  sifat khasnya. Berikut adalah karakteristik umum yan dimiliki oleh media massa,
-         Publisitas yaitu yang disebarluaskan kepada masyarakat atau publik.
-         Universalitas yaitu pesannya yang bersifat umum, mengenai segala aspek kehidupan serta semua peristiwa di berbagai tempat, maupun menyangkut mengenai kepentingan umum sebab sasarannya masyarakat umum.
-         Kontinuitas yaitu berkesinambungan sesuai dengan priode mengudara ataupun jadwal terbitnya.
-   Aktualitas yaitu yang berisi hal-hal baru. Aktualitas dapat diartikan kecepatan penyampaian informasi kepada masyarakat umum.
-    Periodisitas yaitu tetap atau berkala. Seperti misalnya harian, mingguan, ataupun siaran sekian beberapa jam per harinya.
Menjadi seorang PR dituntut untuk bertindak & berfikir secara cepat dan tepat.  Responsible, Knowledgable, dan Reachable adalah karakter lain yang dibutuhkan publik terhadap pemimpin / spoke person suatu instansi dan juga perusahaan.  (Petty Fatimah, seminar nasional Perhumas ’14). Oleh karena itu, salah satu kemampuan penting yang harus dikuasai oleh praktisi PR adalah menjalin hubungan baik dengan kalangan media massa. Media massa sebagai alat, adalah prioritas utama spoke person dalam proses penyampaian pesan. Seorang humas harus berdiri di garda paling depan perusahaan, dan harus turut hadir dalam proses awal hingga akhir. ( Putra Nababan, seminar nasional Perhumas ’14). “PR is the brain of the company”. PR adalah otak dari perusahaan. PR juga lah yang mengatur strategi komunikasi, penyampaian informasi kepada stake maupun share holder. Humas maupun PR harus memiliki modal dalam aktualisasi berbagai kegiatannya. Dalam konteks kali ini, memiliki hubungan yang baik dengan media massa adalah suatu modal investasi jangka panjang yang tidak ternilai oleh materi.
Berbicara investasi jangka panjang, tentu penggelut ilmu komunikasi sepakat bahwa dunia komunikasi yang digeluti ini bersifat investasi jangka panjang. Tidak ada tolak ukur berbentuk satuan yang dapat mengukur kinerja keberhasilan seorang PR.  Namun dari banyaknya hubungan baik yang tercipta, respon atau tanggapan yang sangat baik dari calon konsumen terhadap suatu produk perusahaan, adalah bentuk nyata dari kegiatan – kegiatan seorang humas / PR beserta instansinya.
PR harus dekat dengan wartawan. Dalam hubungan atau tidak dalam hubungan dinas, PR harus menyediakan waktunya untuk bergaul dengan mereka. Binalah komunikasi pribadi (interpersonal communications) yang baik dengan wartawan di mana dan kapan saja. Seorang PR mesti sudi bekerja keras. Banyak PR yang mampu menyusun siaran pers, tetapi sangat langka yang mau bertindak sebagai wartawan. Mereka merasa cukup mengundang wartawan untuk menghadiri suatu acara atau konferensi pers. Sulit mencari staf PR yang mau proaktif menyusun berita begitu acara selesai. Siaran pers hanyalah berita yang direncanakan. Kenyataannya banyak hal yang menarik yang mungkin muncul saat acara atau konferensi pers berlangsung. Karenanya staf PR yang profesional harus bisa mengubah diri menjadi wartawan. Semua fakta yang menarik harus bisa dikumpulkan dan disusun selayaknya berita. Semuanya harus dikerjakan di tempat kejadian secara cepat dan segera dibagikan kepada para wartawan yang hadir. Ini penting, agar berita bisa diterbitkan sesuai keinginan PR. Naskah berita juga dikirim ke media yang tak mengirimkan wartawannya, dengan bantuan faksimile atau modem Serba-Serbi Pers Cetak Di negara-negara majui yang sudah bebas buta huruf, media berita seperti koran, radio, dan televisi merupakan wahana utama penyebaran informasi atau pesan-pesan ke-PR-an.

Kesimpulan
Bekerja sama dengan media itu, mutlak. (Benny, Semiar nasional Perhumas ’14).  Public Relatoin (PR) pada dasarnya bertumpu pada komunikasi dan relasi. Melalui PR, organisasi berkomunikasi dan menjalin relasi dengan publik-publiknya. Dalam menjalin komunikasi dan relasi publik-publiknya, organisasi memerlukan media massa. Karena itu media relations menjadi bidang penting dalam dunia PR. Ada dua sisi yang hendak dijangkau melalui media relations. Pertama, menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan media massa. Kedua, menjadikan media massa sebagai mitra agar organisasi bisa berkomunikasi dengan publik-publiknya. Itu sebabnya, media relations menjadi sangat strategis bagi organisasi. Lebih jauh lagi, dalam berkomunikasi dan menjalin relasi itu, organisasi pun menggunakan media massa untuk menjaga reputasinya. Oleh sebab itu, penting sekali bagi (calon) praktisi PR untuk memahami seluk beluk dunia media massa. Untuk bisa memahami media massa, mereka perlu memahami mediascape Indonesia mutakhir. Karena dunia media massa Indonesia mengalami perubahan mendasar sejak reformasi bergulir di Indonesia. Ditambah lagi dengan munculnya media baru, khususnya yang memanfaatkan internet, yang memungkinkan juga munculnya praktek e-public relations atau cyber-public relations.