Yogyakarta – Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta menggelar puncak acara ‘The Third Country
Training Program (TCTP) on TV Documentary Program Production’ pada Jum’at (26/9). Kegiatan yang berlangsung di Studio
1 STMM
ini merupakan closing ceremony yang telah diselenggarakan selama
satu bulan penuh sejak awal
September lalu.
Kegiatan
diikuti oleh 14 peserta training dari 6 (enam) negara Asia
– Afrika yaitu; Indonesia (2), Bhutan (3), Cambodia (2), Lao PDR (3), Zambia
(2), & Timor Leste (2). Hadir pula pejabat dari Kementerian Sekretariat Negara sebagai perwakilan
untuk memberikan penghargaan
berupa
sertifikat dan CD sebagai tanda kesuksesan dan keberhasilan kepada seluruh
peserta selama mengikuti masa training di STMM.
TCTP adalah agenda tahunan
internasional yang diperuntukkan bagi insan pertelevisian nasional negara
berkembang atau negara ketiga yang berhasil terselenggara atas kerjasama
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Japan International Cooperation Agency
(JICA) dan Kementerian Sekretariat
Negara. JICA sebagai asosiasi Jepang untuk dunia internasional memiliki banyak
misi yang secara garis besar fokus membahas meningkatkan daya saing, mengurangi
kemiskinan melalui peningkatkan ekonomi, mengaktifkan pada kegiatan global dan
mencapai keamanan atau kesejahteraan sosial. Hal ini sejalan dengan visi misi
negara Indonesia sebagai negara berkembang melalui lembaga pemerintahannya
seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Sekertariat Negara. Tujuan
dari pelatihan kali ini untuk meningkatkan kemampuan teknis dari seluruh
peserta dalam proses pembuatan film dokumenter terutama dalam pengoperasian
kamera.
Acara
closing ceremony ini menampilkan karya film dokumenter peserta yang telah dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok dan berdurasi rata – rata 30 menit. Ketiga film dokumenter tersebut mengusung
tema besar “The Developing Tourism Object to Improve Living Standard”. Dari
ketiga film yang ditampilkan, satu film mengisahkan tetang kehidupan masyarakat lereng
Gunung Merapi pasca meletusnya Gunung Merapi. Diambil dari sudut pandang warga
yang memiliki mata pecaharian baru sebagai pemecah batu lava pijar Gunung. Film
ini menjadi beda ketika kedua film lainnya membahas wilayah perkampungan batik Dipowinatan,
Jogjakarta yang telah terkenal menjadi daya tarik pariwisata turis lokal maupun
mancanegara.
Acara
ditutup dengan
pidato singkat oleh Ms. Onyka perwakilan peserta dari Kamboja. Ia mengucapkan terimakasih kepada
pihak penyelenggara dan juga menyampaikan kesan positif bahwa telah meningkatnya kemampuan dari
seluruh peserta untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya belum pernah mereka
lakukan, seperti kameramen, editor, dubber, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar